Minggu, 08 April 2018

Kalian Lagi Suka Film Apasih?


Hai Sahabat Korps! Kalian lagi suka film apasih? Lalu... kenapa kalian suka banget sama film itu? Sadar gak sih Korps, kalau film kesukaan kalian itu berpengaruh banget sama kehidupan kalian? Tidak hanya film kesukaan saja, ternyata film terakhir yang kalian tonton juga punya pengaruh yang cukup besar terhadap kehidupan sehari-hari kalian lho... Tapi, kok bisa sih?

Sebelum kita cari tahu penyebabnya, gak ada salahnya dong kalau kita kupas lebih dalam dulu tentang film itu sendiri. Film merupakan salah satu sarana komunikasi massa yang telah dikenal oleh masyarakat luas. Banyak negara telah memproduksi sebuah film untuk bisa dinikmati oleh masyarakat, baik itu film yang bersifat fiktif maupun dokumenter, seperti peristiwa sejarah dan biografi. Film sendiri adalah suatu media gambar hidup yang memiliki nilai kesenian sebagai perantara yang merefleksikan realitas dan bahkan juga membentuk realitas. Film juga dapat berarti sebuah industri, yang mengutamakan eksistensi dan keterikatannya dengan cerita yang dapat mengajak banyak orang terlibat.

Film memiliki suatu tujuan utama yang disebut transmission of values. Artinya, kita menjadi sasaran bagi film itu sendiri untuk menyalurkan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Nilai-nilai yang disampaikan tersebut, baik tersurat maupun tersirat, dapat mempengaruhi perilaku atau sikap dari para penontonnya termasuk kita nih, Sahabat Korps! Oleh karena itu, gaya hidup kita dapat berubah karena adanya kecenderungan untuk menerapkan nilai-nilai yang kita tangkap dari film tersebut.

Sejarah film sendiri dimulai pada era 1890-an, Korps. Penemuan dalam dunia fotografi berupa kamera menjadi faktor utama yang kemudian menjadi awal perkembangan film di era tersebut. Kamera pertama yang ditemukan dalam perkembangan film adalah Obscura. Perkembangan kamera itulah yang kemudian menjadi perintis munculnya film-film pertama di dunia. Thomas Alfa Edison merupakan salah satu tokoh yang dapat mengembangkan kamera yang mampu merekam gambar bergerak. Kemudian, Lumiere bersaudara membuat sebuah film singkat berupa dokumenter berjudul Workers Leaving the Lumiere's Factory yang menceritakan para pekerja di pabrik Lumiere, dan film tersebut menjadi film pertama di dunia yang dirilis pada tanggal Tanggal pemutaran film itu pada tanggal 28 Desember 1895 yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya sinematografi. Pada tahun 1895, Robert Paul dari Inggris mendemonstrasikan kepada masyarakat di London mengenai  proyektor film yang dapat membuat serangkaian gambar statis (still photos) disorot ke layar dan menjadi gambar hidup (moving images). Seiring berjalannya waktu, kini film telah menghasilkan desain dan visual yang lebih menarik, durasi yang lebih panjang, dan hadir berbagai genre yang menghiasi dunia perfilman.

Sebuah film pastinya memiliki karakteristik yang menggambarkan identitas dari diri film tersebut. Karakteristik tersebut lebih dikenal dengan sebutan genre. Beberapa genre yang terdapat dalam bidang perfilman adalah :

  1. Film Cerita adalah film yang didalamnya terdapat atau dibangun cerita. Film ini memiliki penayangan waktu yang berbeda-beda. Yang pertama adalah film cerita pendek, film ini biasanya diproduksi oleh mahasiswa perfilman dan pembuat film yang ingin melihat kualitas dari film. Film ini berdurasi dibawah 60 menit. Yang kedua adalah film panjang. Film ini berdurasi lebih dari 60 menit.
  2. Film berita adalah film mengenai peristiwa atau fakta. Film berita sangat membantu masyarakat mengetahui suatu peristiwa.
  3. Film Dokumenter adalah film yang menggambarkan kejadian nyata, kehidupan dari seseorang, suatu periode dalam kurun sejarah atau sebuah rekaman dari suatu cara makhluk hidup.
  4. Film kartun adalah film yang menghidupkan gambar-gambar yang telah dilukis. Dalam pembuatan film kartun yang paling penting adalah seni lukis.

Selain genre-genre di atas, International Design School (2015) mengungkapan bahwa film di zaman sekarang memiliki genre yang variatif. Genre-genre tersebut adalah
  1. Action, film ini biasanya memiliki scene pengejaran, penyelmtan, perkelahian dan sebuah krisis. Motionnya non stop, memiliki pacing yang cepat, dana da seorang pahlawan yang mengajar orang jahat.
  2. Petualangan, film yang memiliki cerita yang cenderung seru, biasanya genre ini memiliki sekuel dan prekuel.
  3. Komedi, film ini memiliki plot yang light, didesain untuk penonton tertawa dan terhibur.
  4. Kejahatan dan gangster, film yang mengembangkan pada tindakan jahat atau mafia. Kategori ini berisi deskripsi dari berbagai ‘pembunuh berantai’ film.
  5. Drama, biasa menggambarkan kerakter realistis, pengaturan, situasi kehidupan, dan cerita yang melibatkan pengembangan karakter yang kuat dan interaktif.
  6. Epos/Historical film ini mengambil tokoh sejarah atau peristiwa yang dibayangkan, mistis, legendaris atau heroik. Genre ini menambahkan pengaturan mewah dan kostum mewah, disertai dengan kemegahan dan visual yang luas, ruang lingkup dramatis, nilai-nilai produksi yang tinggi, dan background musik yang dramatis.
  7. Horror, film horor dirancang untuk menakut-nakuti penonton.
  8. Musikal/tarian adalah bentuk sinematik yang menakankan nilai skala penuh atau lagu dan tarian rutin secara signifikan. Dalam film ini berpusat pada kombinasi musik, tari, lagu atau koreografi.
  9. Science fiction, film ini sering visioner dan imajinatif lengkap dengan pahlawan, alien-alien, planet, tmpt yng fantastis, teknologi fituristik.
  10. Perang, film perang cenderung horror dan memilukan, biasanya melawan bangsa di umat manusai di darat, laut dan udara.
  11. Westernes, adalah genre yang mendefenisikan utama dari industri film Amerika, mereka adalah salah satu yang tertua, genre paling abadi dengan plot yang sangat dikenali, elemen dan karakter.


Genre-genre yang menjadi karakteristik dari suatu film memiliki pengaruhnya sendiri-sendiri terhadap para penonton, termasuk kalian nih Korps! Sebuah film dapat mempengaruhi tingkah laku dan gaya hidup penontonnya, bergantung pada genre-genre tersebut. Penonton memiliki kecenderungan untuk meniru aksi-aksi heroik, setelah mereka menonton film yang bergenre action. Berbeda dengan penonton film bergenre horror yang cenderung memiliki sikap paranoid setelah menontonnya. Begitu juga dengan genre-genre lainnya. Selain itu, karakter dari tokoh-tokoh yang diperankan dalam sebuah film juga dapat memengaruhi tingkah laku kalian, Korps. Hal itupun membuktikan bahwa film memiliki pengaruh yang cukup besar dalam jiwa para penontonnya. Jadi, jangan heran Korps kalau film terakhir yang kalian tonton akan sangat mempengaruhi bagaimana cara kalian bersikap saat ini.



QUIZ TIME!
Jawaban soal halaman 277 buku Joseph R. Dominick, Edisi Kedelapan (2006)
  1. Industri perfilman akan berada dibawah naungan MPPC, dimana para pembuat film harus membayar pajak sebesar dua dolar perminggu. Dengan pembayaran pajak itu, pembuat film mendapatkan hak menggunakan peralatan paten untuk membuat film. Bila pembuat film tidak membayar pajak, film mereka juga tidak akan disetujui untuk tayang di bioskop oleh MPPC.
  2. Keuntungan yang akan didapat antara lain kualitas produk yang dapat dihasilkan akan menjadi lebih baik, sebab menggunakan sumber daya yang baik pula. Namun disisi lain, hal tersebut juga dapat menutup peluang perusahaan kecil untuk berkembang. Motion picture yang dihasilkan pun tidak beragam.
  3. Pembuat film bertanggung jawab secara sosial terhadap apa yang mereka sajikan di layar kaca, sebab masyarakat sebagai penonton film akan cenderung mencontoh atau mengikuti perilaku yang ada di dalam film tersebut. Apabila pembuat film mneyajikan konten yang negatif,misalnya seperti pornografi, maka penonton pun akan dengan mudah ikut terpengaruh.
  4. Taktik yang dikembangkan industri perfilman terbukti efektif dalam mengurangi pembajakan film dan distribusi ilegal. Taktik tersebut ialah dengan mengembangkan sistem pengkodean elektronik yang akan mendistorsi salinan film agar tidak terjadi pembajakan. Dapat pula dengan membangu proteksi pada hard drive komputer sehingga membuat film tidak mungkin didistribusikan melalui internet. Di China sendiri, pihak theater menggunakan penglihatan malam saat film ditayangkan di bioskop untuk melacak siapa pelaku yang melakukan perekaman.
  5. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa produser film Hollywood secara tidak langsung diharuskan untuk membuat kesepakatan terlebih dahulu ketika hendak memproduksi film. Sebab di Hollywood, biaya produksi film sangatlah besar dan hal ini hanya bisa dicapai dengan membuat kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan besar. Pernyataan tersebut sering disalahartikan dengan menyatakan bahwa produser film hollywood tidak mengedepankan kualitas filmnya, tentu saja hal tersebut tidak benar. Karena memang sebagian film yang berkualitas membutuhkan biaya yang besar pula dalam proses pembuatannya.




1 komentar:

Kritis pada media, maju untuk Indonesia!

Blog oleh Bernardus Pandu, Cindy Gozali, Desicia Calista, dan Laurensia Lucinta. Diberdayakan oleh Blogger.
"The mass media, their influence is everywhere, they tell us what to do, what to think, and they tell us to think about ourselves all of the time" - Tricia Harris

Mass Communication Class D

Isu Literasi Digital

Dunia kini berkembang semakin canggih, masyarakat pun mau tidak mau mengikuti moderenisasi yang ada, termasuk juga dalam bidang teknologi...

Formulir Kontak

Total Pageviews

Cari Blog Ini

Pages

Blogger templates